Puasa Ekadasi |
MENGIKUTI EKADASI-VRATA
Puasa Ekadasi adalah hari puasa yang diikuti oleh semua pe-nyembah. Srila Prabhupada biasanya menjalani puasa Ekadasi dengan cara yang paling sederhana yang ditetapkan dalam sastra dengan tidak memakan biji-bijian, kacang-kacangan, dan dahl.
Beberapa penyembah hanya makan buah-buahan saat Ekadasi, ada yang hanya minum air dan ada yang puasa penuh (ini disebut Nirjala-vrata).
Semua penyembah harus menghindari makanan berikut saat Ekadasi semua biji-bijian (gandum, beras, dsb.), dahl, kacang-kacangan, kacang sayur, biji sawi dan seje-nisnya (tepung terigu, minyak sawi, dsb) dan makanan yang terbuat dari bahan-bahan ini.
Hati-hati menggunakan bumbu-bumbu dalam bentuk bubuk. Jika tercampur dengan
tepung maka tidak bisa digunakan saat Ekadasi. Kita juga hendaknya menghindari bubuk asafoetida (hing) karena mengandung biji-bijian. Wijen juga harus dihindari kecuali saat Sat-tila Ekadasi, di mana wijen boleh dipersembahkan dan boleh dimakan.
Mereka yang tegas mengikuti Ekadasi hendaknya meng-hindari segala bumbu-bumbuan kecuali merica, garam dan jinten hitam. Jangan menggunakan bahan-bahan apa pun yang sudah dipakai memasak yang mungkin tercampur dengan biji-bijian, seperti ghee yang sudah digunakan untuk meng-goreng puri, atau bumbu yang tersentuh tangan yang ber-lumuran tepung capati. Usahakan menggunakan ghee yang baru saat Ekadasi.
Ekadasi dibuka keesokan harinya (Dvadasi), dengan memakan prasadam yang terbuat dari biji-bijian. Puasa harus dibuka dalam rentang waktu tertentu. Untuk tanggal Ekadasi dan waktu buka puasa, lihat kalender Vaishnava (tersedia di pusat ISKCON).
Namun, tujuan sesungguhnya menjalani puasa Ekadasi bukanlah hanya sekadar puasa, melainkan menambah waktu untuk mendengar dan memuji tentang Sri Krishna. Srila Prabhupada menganjurkan agar penyembah berjapa dua puluh lima putaran atau lebih saat Ekadasi.
Mencukur rambut dan memotong kuku dilarang saat Ekadasi.
Catatan
- Dalam peradaban Veda seorang dilarang untuk menikmati hubungan seks dengan putri, ibu, saudara perempuan, saudara misannya atau keluarga perempuan yang lainnya.
- Mahabharata menyatakan, annadau jaladas caiva aturas ca cikitsakah/trividham svargam ayati vina yajnena bharatah” “O Bharata, seorang yang memberi makanan biji-bijian, air minum, pengobatan, atau bantuan pengobatan bagi yang membutuhkan akan pergi ke neraka tanpa melaksanakan berbagai jenis korban suci.”
- Amara-kosa memberikan nama dari delapan Vasu sebagai berikut : Dhara, Dhruva, Soma, Aha, Anila, Anala, Pratyusa dan Prabhava.
- Tentunya, tidak ada pertanyaan mengenai ketakutan atau keletihan bagi Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berpura-pura sebagai bagian dari lila-Nya dalam kemunculan Ekadasi Devi.
- Satu kalpa, yang adalah dua belas jam Dewa Brahma, yang berlangsung 4.320.000.000 tahun. Karena Sri Krishna bersabda dalam Bhagavad-gita (8.21) bahwa “seorang yang datang ke tempat tinggal-Ku tidak akan pernah kembali lagi ke dunia material,” dapatlah dipahami selama satu milyar kalpa penyembah tinggal di tempat tinggal Sri Visnu, dia akan melaksanakan pelayanan bhakti dan demikian menjadi berkualifikasi untuk tetap disana secara kekal.
- Beberapa dari banyak hari-hari puasa dalam kalender Veda sebagai berikut:
- Trtiya: ada satu Trtiya yang seorang seharusnya puasa. Hari ini terjadi selama bagian terang bulan pada bulan Vaisakha (April-Mei). Pada hari ini seorang seharusnya memuja Brahman Yang Paling Utama dan mandi di laut.
- Astami : hari puasa ini termasuk Krsna-Janmastami Radhastami, dan Gopastami, saat ini seorang seharusnya puasa sampai malam hari, tengah hari dan matahari tenggelam, dengan penuh keyakinan.
- Navami : hari puasa ini termasuk Rama Navami dan Aksaya Navami.
- Caturdasi: hari puasa ini termasuk Nrsimha Caturdasi, Ananta Caturdasi, dan Siva Caturdasi.
- Ekadasi : Diantara seluruh hari puasa ini, Ekadasi adalah yang sangat di cintai Sri Krishna. Seorang yang tidak bisa melaksanakan hari puasa ini bisa mendapatkan kebaikan dari masing-masing puasa itu hanya dengan melaksanakan puasa Ekadasi sekali.
- Tiga rekomendasi yang diberikan dalam melaksanakan puasa Ekadasi adalah dengan berpuasa penuh, dengan makan hanya pada malam hari, atau makan hanya sekali pada waktu lainnya selama hari itu. Jika seorang makan, dia seharusnya sepenuhnya tidak makan biji – bijian dan kacang-kacangan.
- Kadang kala, karena berbagai alasan perbintangan, Ekadasi harus dilaksanakan pada hari berikutnya, Dvadasi. Maha-dvadasi ini dianggap sangat bertuah.
- Delapan suku kata mantra adalah om namo narayananya.
- Lihat catatan no. 5
- Seorang yang membunuh seorang brahmana dan kemudian mendengar tentang keagungan dari Utpanna Ekadasi akan dibebaskan dari reaksi dosa perbuatan ini. Bagaimanapun, seorang seharusnya tidak berpikir sebelumnya bahwa dia bisa membunuh seorang brahmana dan kemudian selanjutnya tidak mendapatkan hukuman hanya dengan mendengar Ekadasi. Karena mengetahui hasil dari dosa adalah suatu yang dibenci.