radha krishna |
Mungkin
umat Hindu di Indonesia masih kurang paham dengan apa itu perkumpulan Kesadaran Krishna? Apa itu Kesadaran Krishna? Di dalam postingan kali ini saya akan
mengenalkan lebih dalam lagi tentang hare krishna untuk para pembaca. Pertama
saya akan menjawab pertanyaan, apa itu perkumpulan kesadaran krishna?.
Jawabannya perkumpulan kesadaran krishna atau gerakan hare krishna adalah sebuah gerakan organisasi keagamaan Hindu
gaudiya Vaisnava yang di dirikan oleh Sri srimad a.c. Bhaktivedantaswami
prabhupada di kota New York, usa.
Perkumpulan kesadaran krishna adalah sebuah wadah bagi para penyembah untuk melaksanakan bhakti kepada tuhan krishna, tempat pergaulan para penyembah, melayani guru deva, dan melakukan kegiatan pelayanan suci bhakti seperti melayani arca RadhaKrishna, mempersembahkan boga kepada krishna, melakukan kirtana, dan masih banyak lagi kegiatan kesadaran krishna.
Keyakinan dasar perkumpulan kesadaran krishna adalah sastra hindu, yaitu bhagavata purana {srimad bhagavatam} , bhagavan gita, di mana keduanya menurut sudut pandang tradisional hindu berdasarkan kejadian lebih dari 5.000 tahun lalu.
Tampilan khas gerakan ini dan budayanya berasal dari tradisi Gaudiya Waisnawa, yang memiliki pengikut di India sejak akhir abad ke-15 dan konversi di Dunia Barat sejak awal 1930an. Dengan paham nonsektarian dalam cita-citanya, ISKCON dibentuk untuk menyebarkan praktik bhakti yoga (pemujaan kepada Tuhan), di mana calon umat (bhakta) mendedikasikan pikiran dan tindakan mereka dengan melayani Tuhan Yang Mahakuasa, Dewa Kresna. Pada masa kini, ISKCON merupakan konfederasi internasional dengan lebih dari 400 pusat, termasuk 60 komunitas pertanian (beberapa bertujuan untuk swasembada), 50 sekolah dan 90 restoran. Pada dasawarsa sekarang, ekspansi gerakan ini yang paling cepat dalam hal jumlah keanggotaan ada di Eropa Timur (terutama sejak runtuhnya Uni Soviet) dan India. Kesadar krishna merupakan perkumpulan keagaman yang paling banyak keanggotaannya. Hare krishna juga memiliki banyak penyembah dari orang barat .
Perkumpulan kesadaran krishna adalah sebuah wadah bagi para penyembah untuk melaksanakan bhakti kepada tuhan krishna, tempat pergaulan para penyembah, melayani guru deva, dan melakukan kegiatan pelayanan suci bhakti seperti melayani arca RadhaKrishna, mempersembahkan boga kepada krishna, melakukan kirtana, dan masih banyak lagi kegiatan kesadaran krishna.
Keyakinan dasar perkumpulan kesadaran krishna adalah sastra hindu, yaitu bhagavata purana {srimad bhagavatam} , bhagavan gita, di mana keduanya menurut sudut pandang tradisional hindu berdasarkan kejadian lebih dari 5.000 tahun lalu.
Tampilan khas gerakan ini dan budayanya berasal dari tradisi Gaudiya Waisnawa, yang memiliki pengikut di India sejak akhir abad ke-15 dan konversi di Dunia Barat sejak awal 1930an. Dengan paham nonsektarian dalam cita-citanya, ISKCON dibentuk untuk menyebarkan praktik bhakti yoga (pemujaan kepada Tuhan), di mana calon umat (bhakta) mendedikasikan pikiran dan tindakan mereka dengan melayani Tuhan Yang Mahakuasa, Dewa Kresna. Pada masa kini, ISKCON merupakan konfederasi internasional dengan lebih dari 400 pusat, termasuk 60 komunitas pertanian (beberapa bertujuan untuk swasembada), 50 sekolah dan 90 restoran. Pada dasawarsa sekarang, ekspansi gerakan ini yang paling cepat dalam hal jumlah keanggotaan ada di Eropa Timur (terutama sejak runtuhnya Uni Soviet) dan India. Kesadar krishna merupakan perkumpulan keagaman yang paling banyak keanggotaannya. Hare krishna juga memiliki banyak penyembah dari orang barat .
Apabila
kita membicarakan tenaga luar atau alam material, timbullah
pertanyaan, "Tenaga milik siapa? Alam milik siapa?" Tenaga material
atau alam material tidak bergerak sendiri. Anggapan bahwa alam dapat bergerak
sendiri adalah faham yang bodoh. Dalam Bhagavad-gita dinyatakan dengan jelas
bahwa alam material tidak bergerak sendiri. Apabila orang bodoh melihat sebuah
mesin, barangkali ia berpikir bahwa mesin itu bekerja secara otomatis, tetapi
sebenarnya tidak demikian—ada pengemudi, ada orang yang mengendalikan mesin
itu, walaupun kadang-kadang kita tidak dapat melihat pengendali di belakang
mesin karena penglihatan kita kurang sempurna. Ada banyak alat elektronik yang
bekerja dengan cara yang ajaib sekali, tetapi di belakang sistem-sistem yang
rumit itu ada seorang ahli ilmu pengetahuan yang memencet tombol. Hal ini mudah
sekali dipahami: oleh karena mesin terdiri dari unsur-unsur alam, mesin itu
tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus bekerja di bawah pengendalian rohani.
Alat perekam dapat bekerja, tetapi alat itu bekerja menurut rencana-rencana dan
di bawah pengendalian makhluk hidup, yaitu seorang manusia. Mesin itu lengkap,
tetapi kalau mesin itu tidak digerakkan oleh sang roh, mesin itu tidak dapat bekerja.
Begitu juga, hendaknya kita mengerti bahwa manifestasi alam semesta yang kita
sebut alam adalah mesin yang besar, dan bahwa di belakang mesin ini ada Tuhan
Yang Mahaesa, Krṣṇạ. Hal ini juga dibenarkan dalam Bhagavad-gita di mana
Krṣ̣ṇa bersabda:
mayādhyaksẹnạ
prakrṭih ̣sūyate sa-carācaram
hetunānena
kaunteya jagad viparivartate
"O
Putra Kunti, alam material ini bekerja di bawah perintah-Ku, dan menghasilkan
semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan atas perintah
alam manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulang kali." (Bg.9.10)
Ada
dua macam makhluk-makhluk yang bergerak (seperti misalnya manusia, hewan dan
serangga) dan makhluk yang tidak bergerak (seperti pohon dan gunung). Krṣṇạ
menyatakan bahwa alam material yang mengendalikan kedua jenis makhluk, bekerja
di bawah perintah Beliau. Demikian, pengendali Yang Mahakuasa melatar belakangi
segala sesuatu. Peradaban modern tidak mengerti kenyataan ini karena kekurangan
pengetahuan; karena itu, maksud perkumpulan Kesadaran Krṣṇạ ini ialah untuk
memberikan pengetahuan kepada semua orang yang telah dijadikan gila oleh
pengaruh tiga sifat alam material. Dengan kata lain, tujuan kami ialah untuk
menyadarkan manusia hingga mencapai keadaannya yang normal.
Ada
banyak universitas, khususnya di Amerika Serikat, dan banyak departemen
pengetahuan, namun mereka tidak membicarakan hal-hal tersebut. Dimana
departemen untuk pengetahuan yang kita temukan dalam Bhagavad-gita diberikan
oleh Sri Krṣṇạ? Waktu saya memberikan ceramah kepada murid-murid saya dan
beberapa anggota fakultas di Massachusetts Institute of Technology, pertanyaan
pertama yang diajukan adalah:
"Di manakah departemen teknologi yang sedang meneliti perbedaan antara orang yang sudah mati dan orang yang masih hidup?"
Ketika seseorang meninggal, ada sesuatu yang hilang. Di manakah teknologi untuk mengganti sesuatu yang telah hilang itu? Mengapa para ahli ilmu pengetahuan tidak berusaha untuk memecahkan masalah ini? Oleh karena ini merupakan hal yang sangat rumit sekali, mereka mengesampingkan hal ini dan menjadi sibuk dalam teknologi yang menyangkut makan, tidur, berketurunan dan membela diri. Akan tetapi, kesusasteraan Veda memberitahukan kepada kita bahwa ini merupakan teknologi hewani. Hewanpun berusaha sekuat tenaga untuk makan dengan baik, menikmati hubungan kelamin, tidur dengan tenang dan membela diri.
Kalau demikian, apa perbedaanantara pengetahuan manusia dan pengetahuan hewan? Kenyataannya ialah bahwa pengetahuan manusia seharusnya dikembangkan untuk menjelajahi perbedaan antara orang yang masih hidup dan orang yang sudah mati, yaitu perbedaan antara badan yang masih hidup dan sesosok mayat. Pengetahuan rohani itu diajarkan oleh Krṣṇạ kepada Arjuna pada awal Bhagavad-gita. Sebagai kawan Krṣṇạ, Arjuna adalah orang yang cerdas sekali, lelapi pengetahuan Arjuna terbatas, seperti halnya pengetahuan semua orang. Akan tetapi, Krṣṇ̣a bersabda mengenai hal-hal diluar pengetahuan Arjuna yang terbatas. Hal-hal ini disebut adhoksaja karena penglihatan kila secara langsung yang memungkinkan kita mendapatkan pengetahuan material tidak berhasil mendekati hal-hal itu. Misalnya, kita mempunyai banyak mikroskop yang kuat untuk melihat apa yang tidak dapat dilihat dengan penglihatan kita yang terbatas, tetapi tidak ada mikroskop yang dapat memperlihatkan sang roh di dalam tubuh kepada kita. Walaupun demikian, sang roh memang ada di dalam tubuh.
"Di manakah departemen teknologi yang sedang meneliti perbedaan antara orang yang sudah mati dan orang yang masih hidup?"
Ketika seseorang meninggal, ada sesuatu yang hilang. Di manakah teknologi untuk mengganti sesuatu yang telah hilang itu? Mengapa para ahli ilmu pengetahuan tidak berusaha untuk memecahkan masalah ini? Oleh karena ini merupakan hal yang sangat rumit sekali, mereka mengesampingkan hal ini dan menjadi sibuk dalam teknologi yang menyangkut makan, tidur, berketurunan dan membela diri. Akan tetapi, kesusasteraan Veda memberitahukan kepada kita bahwa ini merupakan teknologi hewani. Hewanpun berusaha sekuat tenaga untuk makan dengan baik, menikmati hubungan kelamin, tidur dengan tenang dan membela diri.
Kalau demikian, apa perbedaanantara pengetahuan manusia dan pengetahuan hewan? Kenyataannya ialah bahwa pengetahuan manusia seharusnya dikembangkan untuk menjelajahi perbedaan antara orang yang masih hidup dan orang yang sudah mati, yaitu perbedaan antara badan yang masih hidup dan sesosok mayat. Pengetahuan rohani itu diajarkan oleh Krṣṇạ kepada Arjuna pada awal Bhagavad-gita. Sebagai kawan Krṣṇạ, Arjuna adalah orang yang cerdas sekali, lelapi pengetahuan Arjuna terbatas, seperti halnya pengetahuan semua orang. Akan tetapi, Krṣṇ̣a bersabda mengenai hal-hal diluar pengetahuan Arjuna yang terbatas. Hal-hal ini disebut adhoksaja karena penglihatan kila secara langsung yang memungkinkan kita mendapatkan pengetahuan material tidak berhasil mendekati hal-hal itu. Misalnya, kita mempunyai banyak mikroskop yang kuat untuk melihat apa yang tidak dapat dilihat dengan penglihatan kita yang terbatas, tetapi tidak ada mikroskop yang dapat memperlihatkan sang roh di dalam tubuh kepada kita. Walaupun demikian, sang roh memang ada di dalam tubuh.
Dalam
Bhagavad-gita kita diberitahukan bahwa di dalam badan ini ada pemilik badan.
Diri saya adalah ini-milik, dan orang lain menjadi pemilik badan-badannya
masing-masing. Saya berkata, "Tangan saya," bukan "Saya
tangan". Oleh karena itu merupakan "Tangan saya," diri saya
sebagai pemilik berbeda dari tangan itu. Begitu pula, kita berbicara mengenai
"Mata saya," "Kaki saya," "Barang ini milik
saya," "Barang itu milik saya." Di tengah-tengah segala obyek
tersebut yang saya miliki, dimanakah diri saya? Usaha mencari jawaban atas
pertanyaan ini adalah proses bersemadi. Dalam semadi yang sejati, kita
bertanya, "Dimanakah diri saya? Apa diri saya?" Kita tidak dapat
menemukan jawaban atas pertanyaanpertanyaan tersebut dengan usaha material manapun, dan karena inilah segala
universitas mengesampingkan pertanyaanpertanyaan itu. Mereka berkata, "Itu
merupakan hal yang terlalu sulit." Atau mereka meremehkan soal itu:
"Hal itu tidak relevan." Demikian para insinyur mengalihkan
perhatiannya untuk menciptakan dan berusaha menyempurnakan kereta yang tidak ditarik
oleh kuda dan burung yang tidak bersayap. Dahulu kala, kereta ditarik oleh kuda
dan tidak ada masalah pencemaran udara, tetapi sekarang ada mobil dan roket,
dan para ahli ilmu pengetahuan bangga sekali. "Kami telah menemukan kereta
yang tidak berkuda dan burung yang tidak
bersayap," Kata mereka dengan bangga.
Walaupun mereka menemukan sayap
tiruan untuk pesawat udara atau roket, mereka tidak dapat menemukan
badan yang tidak ada rohnya. Kalau mereka sungguh-sungguh berhasil melakukan demikian,
baru patut mereka diberikan penghargaan. Tetapi usaha seperti itu pasti
mengalami kegagalan, sebab kita mengetahui bahwa tidak ada
mesin yang dapat bekerja
tanpa sang roh di belakangnya. Komputer
yang paling
mutakhir sekalipun membutuhkan manusia yang
telah terlatih untuk memegang komputer itu. Begitu
juga, hendaknya kita mengetahui bahwa mesin yang besar ini, yang dikenal
sebagai manifestasi alam semesta, digerakkan oleh Roh Yang
Paling Utama. Itulah Krṣ̣ṇa.
Para ahli ilmu pengetahuan mencari sebab utama atau
pengendali yang paling utama di alam semesta material ini dan mereka
mengemukakan bermacam-macam teori dan usul, tetapi cara yang sejati untuk
mendapatkan pengetahuan sangat mudah dan sempurna: kita hanya perlu mendengar
dari Kepribadian Yang Sempurna;
yaitu Kṛsṇạ.
Dengan menerima pengetahuan yang diajarkan dalam Bhagavad-gita, siapa pun segera dapat mengetahui bahwa mesin alam semesta yang besar ini, di mana bumi ini merupakan sebagian saja, bekerja dengan cara yang begitu ajaib karena adanya pengemudi di belakangnya—yaitu Krṣṇạ.
Dengan menerima pengetahuan yang diajarkan dalam Bhagavad-gita, siapa pun segera dapat mengetahui bahwa mesin alam semesta yang besar ini, di mana bumi ini merupakan sebagian saja, bekerja dengan cara yang begitu ajaib karena adanya pengemudi di belakangnya—yaitu Krṣṇạ.
Tujuan
Perkumpulan Kesadaran Krṣ̣ṇa ini ialah untuk membawa semua makhluk hidup
kembali kepada kesadarannya yang asli. Semua makhluk hidup di dunia material
kurang lebih menderita sejenis sakit jiwa. Perkumpulan Kesadaran Krṣ̣nạ ini
bertujuan untuk menyembuhkan manusia dari penyakit duniawinya hingga dia dapat
menjadi mantap lagi dalam kesadarannya yang asli. Ada sajak dalam bahasa
Benggala hasil karya seorang penyair Vaisnava yang mulia yang berbunyi,
"Apabila seseorang kemasukan hantu, dia hanya dapat membicarakan hal yang tidak masuk akal. Begitu juga, siapapun yang berada di bawah pengaruh alam material harus dianggap kemasukan hantu, dan apapun yang dibicarakannya harus dianggap tidak masuk akal".
Barangkali seseorang dianggap ahli filsafat atau ahli ilmu pengetahuan yang besar, tetapi kalau ia kemasukan hantu maya, atau khayalan, maka apapun yang diciptakannya sebagai teori dan apapun yang dibicarakannya kurang lebih tidak masuk akal. Hari ini kita diberikan contoh mengenai seorang psikiater. Psikiater itu diminta untuk meneliti orang yang dituduh telah melakukan pembunuhan, kemudian dia mengatakan bahwa oleh karena semua penderita yang pernah dihubunginya kurang lebih gila, maka pengadilan dapat memaafkan orang itu yang telah dituduh melakukan pembunuhan berdasarkan alasan itu, kalau memang demikian kehendak pengadilan. Maksudnya ialah bahwa di dunia material sulit sekali menemukan makhluk hidup yang waras. Suasana sakit jiwa yang menonjol di dunia ini semua disebabkan penyakit kesadaran material.
"Apabila seseorang kemasukan hantu, dia hanya dapat membicarakan hal yang tidak masuk akal. Begitu juga, siapapun yang berada di bawah pengaruh alam material harus dianggap kemasukan hantu, dan apapun yang dibicarakannya harus dianggap tidak masuk akal".
Barangkali seseorang dianggap ahli filsafat atau ahli ilmu pengetahuan yang besar, tetapi kalau ia kemasukan hantu maya, atau khayalan, maka apapun yang diciptakannya sebagai teori dan apapun yang dibicarakannya kurang lebih tidak masuk akal. Hari ini kita diberikan contoh mengenai seorang psikiater. Psikiater itu diminta untuk meneliti orang yang dituduh telah melakukan pembunuhan, kemudian dia mengatakan bahwa oleh karena semua penderita yang pernah dihubunginya kurang lebih gila, maka pengadilan dapat memaafkan orang itu yang telah dituduh melakukan pembunuhan berdasarkan alasan itu, kalau memang demikian kehendak pengadilan. Maksudnya ialah bahwa di dunia material sulit sekali menemukan makhluk hidup yang waras. Suasana sakit jiwa yang menonjol di dunia ini semua disebabkan penyakit kesadaran material.
Maksud
perkumpulan Hare Krṣṇạ ini ialah untuk membawa manusia kembali pada
kesadarannya yang asli, yaitu Kesadaran Krṣṇạ, atau kesadaran yang jernih.
Apabila air jatuh dari awan, air itu jernih seperti air suling, tetapi begitu
air itu menyentuh tanah, air itu tercampur dengan lumpur dan menjadi keruh.
Begitu juga, pada permulaan kita roh-roh yang murni, bagian dari Krṣṇạ yang
mempunyai sifat yang sama seperti Kṛsṇạ. Karena itu, kedudukan dasar
kita yang asli adalah semurni kedudukan Tuhan. Dalam Bhagavad-gita Sri Krṣṇạ
bersabda:
mamaivāḿśo
jīva-loke jīva-bhūtah ̣sanātanaḥ
manah-̣sạsṭḥānīndriyānị
prakrṭi-sthāni karsạti
"Para
makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian percikan dari DiriKu dan
mereka adalah kekal. Tetapi oleh karena kehidupan yang terikat, mereka berjuang
dengan keras sekali melawan enam indera, termasuk pikiran." (Bg.15.7)
Proses
pengetahuan kita mudah sekali. Ajaran Krṣṇạ, yaitu Bhagavad-gita, merupakan
pustaka pengetahuan pokok yang diberikan oleh Sang Adi-purusa Sendiri, yaitu
Kepribadian Yang Mahaabadi, Kepribadian Tuhan Yang Mahaesa. Memang Beliau
adalah Kepribadian Yang Sempurna. Barangkali dikatakan bahwa, walaupun kita
telah mengakui Beliau sebagai Kepribadian Yang Sempurna, ada juga banyak orang
lain yang tidak mengakui demikian. Tetapi hendaknya orang jangan menganggap
bahwa pengakuan tersebut bersifat bertingkah saja; Beliau diakui sebagai
kepribadian yang sempurna berdasarkan bukti dari banyak penguasa. Kita tidak
mengakui Krṣṇạ sebagai Kepribadian yang Sempurna hanya berdasarkan selera
kita maupun perasaan yang dangkal. Tidak— Krṣṇạ diakui sebagai Tuhan oleh
banyak penguasa Veda, misalnya Vyasadeva, penyusun segala kesusasteraan Veda.
Harta karun ilmu pengetahuan terkandung dalam Veda, dan penyusun Veda, yaitu
Vyasadeva, mengakui Krṣ̣nạ sebagai Kepribadian Tuhan Yang Mahaesa, dan guru
kerohanian Vyasadeva, yaitu Narada, juga mengakui Krṣṇạ sebagai Kepribadian
Tuhan Yang Mahaesa. Guru kerohanian Narada, yaitu Brahma, tidak hanya mengakui
Krṣṇạ sebagai Kepribadian Yang Paling Utama tetapi juga mengakui Krṣṇạ
sebagai Pengendali Yang Mahakuasa— isvarah paramah krsnah: "Pengendali
Yang Mahakuasa ialah Krṣṇạ."
Tiada
seorang pun dalam ciptaan yang dapat mengatakan bahwa dia tidak dapat
dikendalikan. Setiap orang, biar bagaimanapun penting atau perkasa
kedudukkannya, mempunyai atasan yang mengendalikannya. Akan tetapi, tiara orang
yang mengendalikan Krṣṇạ. Karena itu, Krṣṇạ Tuhan Yang Mahaesa. Krṣṇạ
mengendalikan semua orang, tetapi tiada yang lebih tinggi daripada Krṣṇ̣a,
tiada yang mengendalikan Krṣṇạ, tiada orang yang sejajar dengan Krṣṇạ dan
tiada orang yang ikut menduduki tingkat pengendalian mutlak Krṣṇạ.
Barangkali kenyataan ini kedengaran aneh, sebab dewasa ini banyak orang yang
menamakan dirinya Tuhan. Memang, dewa-dewa telah menjadi murah sekali, diimpor
khususnya dari India. Orang di negara-negara lain beruntung karena dewa-dewa
tidak dibuat di sana, tetapi di India dewa-dewa di buat hampir setiap hari.
Seringkali kita mendengar bahwa Tuhan akan datang ke Los Angeles atau New York
dan bahwa orang sedang berkumpul untuk menyambut kedatangan Beliau, dan lain
sebagainya. Tetapi Krṣ̣nạ bukan Tuhan seperti apa yang dibuat di sebuah
pabrik kebatinan. Tidak, Kṛsṇạ tidak dijadikan Tuhan, tetapi Krṣ̣ṇa adalah
Tuhan.
Demikian
hendaknya kita mengetahui berdasarkan kekuasaan bahwa di belakang alam material
yang besar ini, yaitu manifestasi alam semesta, ada Tuhan—Krṣṇạ—dan bahwa
Krṣṇạ diakui oleh segala penguasa Veda. Mengakui kekuasaan tidak merupakan
hal yang baru bagi kita; semua orang mengakui sejenis kekuasaan. Untuk
pendidikan kita mendekati seorang guru atau pergi ke sekolah atau hanya belajar
dari ayah dan ibu. Semuanya merupakan penguasa, dan sifat kita ialah belajar
dari mereka. Pada waktu kita masih anak-anak kita bertanya, "Bapak, apa
ini?" lalu ayah menjawab, "Ini pulpen," "Ini kaca
mata," atau "Ini sebuah meja." Dengan cara demikian sejak awal
kehidupan anak belajar dari ayah dan ibunya. la belajar nama benda-benda dan
hubungan-hubungan pokok antara satu benda dengan benda yang lain dengan cara
bertanya kepada orang tuanya. Ayah dan Ibu yang baik tidak akan pernah menipu
apabila anak bertanya kepada mereka; mereka memberikan keterangan yang tepat
dan benar. Begitu juga, kalau kita mendapat keterangan rohani dari seorang
penguasa, dan kalau penguasa itu bukan penipu, maka pengetahuan kita adalah
sempurna. Kalau kita berusaha mencapai kesimpulan-kesimpulan berdasarkan
kekuatan kita sendiri untuk berangan-angan pikiran, maka kita dapat berbuat
kesalahan. Proses induktif, dimana seseorang menarik kesimpulan umum setelah
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan tertentu atau kasus-kasus yang khusus,
tidak pernah merupakan proses yang sempurna. Oleh karena kita dan pengalaman
kita terbatas, proses tersebut akan selalu tetap kurang sempurna.
Kalau
kita menerima keterangan dari sumber yang sempurna, yaitu Kṛsṇạ, dan kalau
kita mengulangi keterangan itu, maka apa yang kita bicarakan juga dapat diakui
sebagai sesuatu yang sempurna dan dapat dipercaya. Proses parampara atau garis
perguruan adalah cara mendengar dari Kṛsṇạ atau dari penguasa-penguasa yang
idali mengakui Krṣṇạ, dan kemudian mengulangi lagi persis, seperti apa yang
telah dikatakan mereka. Dalam Bhagavad-gita Krṣ̣ṇa menganjurkan proses
pengetahuan tersebut:
evaḿ paramparā-prāptam imaḿ rājarsạyo viduḥ
sa
kāleneha mahatā yogo nasṭ̣ah ̣parantapa
''Ilmu
pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara sedemikian rupa melalui
rangkaian garis perguruan, dan para raja yang suci mengerti ilmu pengetahuan
ini dengan cara seperti itu." (Bg.4.2)
Dahulu
kala pengetahuan diturunkan oleh raja-raja suci nig menjadi penguasa. Akan
tetapi, zaman dahulu raja-raja tersebut adalah rsi-rsi—yang berarti
sarjana-sarjana ini penyembahpenyembah yang mulia dan bijaksana— dan oleh
karena mereka bukan orang biasa, pemerintah ', dipimpinnya bekerja dengan baik
sekali. Ada banyak contoh dalam peradaban Veda mengenai raja-raja yang mencapai
kesempurnaan sebagai penyembah-penyembah Tuhan. Misalnya, Dhruva maharaja pergi
ke hutan untuk mencari Tuhan, dan dengan mempraktekkan pertapaan dan
kesederhanaan yang keras dia menemukan Tuhan dalam jangka waktu enam bulan.
Walaupun Dhruva Maharaja adalah pangeran yang hanya berumur lima tahun dan
badannya lemah sekali, dia berhasil karena dia mengikuti petunjuk dari guru
kerohaniannya, yaitu Narada. Selama bulan pertama Dhruva Maharaja tinggal di
hutan, dan dia hanya makan buah-buahan dan sayur-sayuran setiap tiga hari
sekali dan minum air setiap enam hari. Akhirnya Dhruva Maharaja membatasi tarik
nafasnya dan berdiri selama enam bulan di atas satu kaki. Setelah dia melakukan
pertapaan yang keras tersebut selama setengah tahun, Tuhan berwujud di
hadapannya, sehingga dapat dilihat dengan mata kepala. Kita tidak harus
melakukan pertapaan yang sekeras itu, tetapi hanya dengan mengikuti
langkah-langkah para penguasa Veda, kita pun dapat bertemu muka dengan Tuhan.
Melihat Tuhan seperti ini adalah kesempurnaan hidup.
Proses
Kesadaran Krs.na berdasarkan pertapaan, tetapi proses ini tidak sulit sekali.
Ada peraturan yang meng-atur makan dan hubungan kelamin (orang hanya makan
prasadam atau makanan yang telah dipersembahkan kepada Krṣṇạ terlebih
dahulu, dan hanya mengadakan hubungan kelamin bersama suami atau istri yang
sah), dan ada peraturan yang lain yang mempermudah dan mengembangkan keinsafan
rohani. Dewasa ini tidak mungkin kita meniru Dhruva Maharaja, tetapi dengan
mengikuti beberapa prinsip-pokok dari Veda, kita dapat maju dalam kesadaran
rohani, yaitu Kesadaran Kṛsṇạ. Sambil kita maju, pengetahuan kita menjadi
sempurna. Apa gunanya menjadi ahli ilmu pengetahuan atau ahli filsafat kalau
kita tidak dapat menentukan bagaimana penjelmaan kita yang akan datang? Seorang
murid kesadaran Kṛsṇạ yang sudah insaf akan
dirinya dengan mudah sekali mengatakan bagaimana penjelmaannya yang akan
datang, apa itu Tuhan, apa itu makhluk hidup dan apa hubungan antara dirinya
dengan Tuhan. Pengetahuan murid itu adalah sempurna, sebab pengetahuan itu
berasal dari kitab-kitab pengetahuan yang sempurna seperti misalnya
Bhagavad-gita dan Srimad-Bhagavatam. Demikian, inilah proses Kesadaran
Krṣṇ̣a. Proses ini mudah sekali, dan siapa pun dapat mulai mengikuti proses
ini dan menyempurnakan kehidupannya. Kalau seseorang berkata, "Saya sama
sekali belum terdidik, dan saya tidak dapat membaca buku," Dia masih tidak
dilarang ikut. Dia masih dapat menyempurnakan kehidupannya dengan mengucapkan
mahamantra: Hare Krṣṇạ, Hare Kṛsṇạ, Krṣṇạ Krṣ̣ṇa, Hare Hare/ Hare
Rama, Hare Rama, Rama Rama, Hare Hare. Krṣṇạ telah memberikan daun lidah dan
dua daun telinga kepada kita, dan barangkali kita merasa heran kalau kita
diberitahukan bahwa Kṛsṇạ diinsafi melalui telinga dan lidah, bukan melalui
mata.
Dengan
mendengar amanat Krṣṇ̣a, kita belajar cara
mengendalikan lidah, dan setelah lidah dikendalikan, indera-indera lain turut
dikendalikan. Di antara semua indera, lidahlah yang paling lahap dan sulit
dikendalikan, tetapi lidah dapat dikendalikan hanya dengan mengucapkan mantra
hare Krṣ̣ṇa dan mencicipi prasadam Krṣṇạ atau makanan yang telah
dipersembahkan kepada Krṣṇạ.
Kita
tidak dapat mengerti Krṣ̣nạ dengan penglihatan inderaindera maupun dengan
cara berangan-angan pikiran. Itu tidak mungkin, sebab
alangkah besarnya Krṣṇ̣a sehingga Beliau di luar
jangkauan indera-indera kita. Tetapi Krṣṇạ dapat dimengerti dengan cara
penyerahan diri. Karena itu, Krṣṇạ menganjurkan proses tersebut:
sarva-dharmān
parityajya mām ekaḿ śaraṇaḿ vrājā ahaḿ
tvāḿ sarva-pāpebhyo mokṣayisỵāmi mā śucaḥ
"Tinggalkanlah
segala macam dharma dan hanya menyerahkan diri kepadaKu, dan sebagai balasan
Aku akan melindungi engkau dari segala reaksi dosa. Karena itu, engkau tidak
perlu takut kepada apapun." (Bg. 18.66) Sayang sekali, penyakit kita ialah
bahwa kita suka berontak—dengan otomatis kita menentang kekuasaan. Namun
walaupun kita mengatakan bahwa kita tidak menginginkan penguasa, alangkah
kuatnya alam sehingga kita dipaksakan mengakui kekuasaan. Kita terpaksa
mengakui kekuasaan alam. Apa yang lebih menyedihkan daripada orang yang
mengatakan bahwa dia tidak harus bertanggung jawab terhadap penguasa mana pun
tetapi mengikuti indera-inderanya secara buta kemana pun indera-indera itu"