Pendidikan Pemuda Hindu Transmigran Sulawesi Tengah

 
ANGGOTA KEPENGURUSAN UPHDM UNTAD PALU
  Pendidikan merupakan pilar yang sangat penting bagi peradaban. Umat Hindu di seluruh Indonesia mestinya sangat memperhatikan pendidikan anak-anak muda demi membangun kader yang tangguh dimasa depan. Guna membangun karakter unggul dan produktif, pendidikan merupakan pilar yang sangat penting. Namun sayangnya, seperti diungkapkan Ngakan Putu Putra dalam bukunya Membangun Karakter dengan Keutamaan Bhagavad Gita, masyarakat Hindu paling tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lain disegala bidang. Dibidang pendidikan, tingkat melek hurup masyarakat Hindu paling rendah. Ini bisa dilihat dari hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 1980, 1990 dan 2000. Sensus 2010 tidak memuat tingkat pendidikan berdasarkan kelompok agama (Putra, 2016: 242). Masyarakat Hindu harus mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Jika umat Islam memiliki program 5000 doktor, umat Hindu melalui lembaga resminya belum mencanangkan target pendidikan tinggi. Lembaga Hindu masih saja berkutat dengan permasalahan-permasalahan domestik yang belum juga mampu di-bereskan seperti persoalan organisasi, persepsi tentang ritual atau isu aliran yang sesungguhnya hanya berupa kesalahpahaman semata.


    Namun demikian yang menggembirakan di Sulawesi Tengah, animo kaum muda untuk menempuh pendidikan tinggi sangat baik. Sejumlah universitas menjadi tujuan menempuh ilmu seperti Universitas Tadulako di Kota Palu, perguruan tinggi lain serta Gorontalo, Makassar dan Manado menjadi pilihan untuk melanjutkan perguruan tinggi. Selain itu, banyak pula yang menuntut ilmu ke Bali dan Jawa. Hanya saja masih minim yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Di Universitas Tadulako Palu, mahasiswa baru yang terdaftar tahun 2016 sebanyak 326 orang. Dosen di Universitas Tadulako I Made Tangkas menyatakan sejak tahun 2003, jumlah mahasiswa Hindu terus meningkat. Setiap tahun di Universitas Tadulako sekitar 300 mahasiswa baru beragama Hindu terdaftar. Selain itu, perguruan tinggi kesehatan masih menjadi favorit pemuda dan pemudi Hindu.
PURA JAGNATHA DI KOTA PALU SULTENG

      Pada masing-masing kampus ada wadah berupa UKM Hindu atau semacam organisasi intra kampus sebagai media komunikasi dan sekaligus pendidikan agama Hindu bagi para mahasiswa. Namun demikian, Pura Agung Jagatnatha Palu menjadi pusat aktivitas pelajar dan mahasiswa Hindu. Berbagai kegiatan lebih sering digelar di Pura, disamping program di kampus masing-masing.
Organisasi Pemuda Hindu UPHDM UNTAD  melakukan kegiatan Tirtayatra di Mamuju

      Di Kota Palu juga sudah ada perguruan tinggi Hindu STAH Dharma Sentana Palu, sebagai salah satu pilihan generasi muda dalam menempuh pendidikan tinggi. Awalnya kampus STAH terpusat di Nista Mandala Pura Agung Wanakertha Jagatnatha dengan menunjuk Prof. Dr. Ir. Made Antara, MP scbagai Ketua. Atas partisipasi beberapa tokoh umat Kota Palu akhirnya pihak Yayasan berhasil membeli sebidang tanah yang terletak di Bumi Roviga, Kelurahan Tondo untuk lokasi kampus yang baru yang pembagunannya atas bantuan Dirjen Bimas Hindu. Minat generasi muda untuk menempuh studi agama, baik dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat cukup tinggi. Untuk angkatan pertama jumlah mahasiswa STAH 42 orang, angkatan kedua 66 orang, angkatan ketiga 39 orang dan angkatan ke empat dengan jumlah mahasiswa 61 orang. 14 Desember 2010, STAH Dharmasentana untuk pertama kalinya mewisuda 46 lulusan SI program khusus penyetaraan dengan gelar Sarjana Pendidikan Hindu (S.Pd.H) yang dihadiri oleh Ditjen Bimas Hindu. Namun demikian, kualitas akademik dan keahlian serta sikap mental tangguh harus dibangun, karena sejumlah alumni lulusan ini masih susah mendapatkan pekerjaan, Selain itu, kelemahan secara umum pelajar dan mahasiswa di Indonesia adalah lemahnya minat membaca, Padahal rahasia umum orang-orang sukses adalah menginvestasikan waktu untuk membaca buku-buku bermanfaat,



LihatTutupKomentar