MAHABHARATA SABHA PARVA BAB 10 PERPISAHAN DENGAN INDRAPRASTHA

Yudhisthira menerima Vidura dengan penuh rasa cinta. Putra-putra Pandu sangat senang dengan paman mereka Vidura. Setelah mereka semua duduk. Yudhisthira melihat Vidura dan berkata: "Paman, wajahmu nampak murung, bahkan engkau nampak sedih. Apakah dirimu baik-baik saja? Atau seseorang sedang sakit di Hastinapura? Apakah pamanku baik-baik saja? Apakah yang membuatmu nampak tidak bahagia? Aku mohon beritahulah aku". Vidura berkata: "Pamanmu sangat sehat dan demikian juga dengan putra-putranya. Semuanya baik-baik saja. Dhrtarastra telah mengirim pesan melalui aku". Vidura mengulangi kata-kata yang telah dikatakan oleh sang raja. Yudhisthira sangat bingung dengan pesan itu. Tetapi pesan itu sudah jelas. Ia terdiam beberapa saat. Akhirnya ia berkata: "Ada sesuatu yang lebih dari sekedar melihat sabha. Engkau mengatakan bahwa sang raja ingin pergi ke Hastinapura untuk bermain dadu dengan putra-putranya. Aku rasa bahwa permainan dadu ini adalah inti dari semua permasalahan ini. Ini adalah tujuan dari sang raja. Aku sekarang dapat melihatnya. Aku merasa bahwa permainan dadu akan menjadi penyebab pertikaian antara putra-putra Dhrtarastra dan putra-putra Pandu. Aku ingin sekali mengetahui pendapatmu. Paman, apakah engkau setuju denganku?'' Vidura berkata: "Ini adalah penyebab dari ketidakbahagiaanku. Aku tahu bahwa tidaklah benar memainkan permainan dadu ini. Aku berusaha untuk meyakinkan kakakku bahwa yang mereka lakukan ini adalah sesuatu yang salah. Tetapi ia tidak mendengar kata-kataku. Ia mengutus aku kepada kalian untuk menyampaikan perintahnya ini”.


Untuk beberapa saat Yudhisthira dapat menebak akibat dari permainan dadu ini. Ia bertanya pada Vidura: "Bisakah engkau memberitahu kami siapa saja yang akan ikut dalam permainan dadu ini?" Vidura menyebutkan nama-nama: "Sakuni, paman Duryodhana yang jahat dan tiga saudara Duryodhana: Vivisamti, Purumitra dan Citrasena. Ini adalah lawan-lawan yang akan engkau hadapi dalam permainan ini". Yudhisthira berkata: "Pemain-pemain yang terpintar telah dipilih. Aku tidak menguasai permainan ini, dan Sakuni benar-benar ahli dalam permainan ini. Tetapi apa yang aku bisa lakukan? Semua yang terjadi di dunia ini telah diatur oleh sang pencipta. Apa yang bisa kita lakukan ketika takdir telah diatur dimana kejadian-kejadian ini harus terjadi? Aku tak berdaya. Sang raja, tahu prinsipku, bahwa aku tidak akan pernah mengabaikan perintah dari orang yang lebih tua. Kerajaanku adalah milik dari Dhrtarastra, dan sudah kewajibanku untuk tidak mengabaikan kata-katanya. Jika ayah bertindak sebagai seorang ayah pada putranya, maka seorang putra harus mematuhinya. Tetapi ayahku yang ini tidak berlaku baik kepadaku. Ia tidak senang dengan keberuntunganku. Ia iri kepadaku. Ia telah mengundangku untuk melihat sabhanya dan mengatakan kepada kami agar kami tinggal beberapa hari dengannya. Aku tahu bahwa ia tidak tertarik untuk menghiburku. la tidak tertarik dengan kedatanganku untuk melihat sabhanya. Semua yang diinginkannya adalah permainan dadu. Aku melihat semua dengan jelas. Aku tidak suka dengan permainan yang akan menyeret pada kejahatan. Tetapi sudah menjadi hukum yang tidak tertulis bahwa orang yang lebih tahu harus dipatuhi. Juga merupakan sebuah peraturan diantara seorang ksatriya bahwa seseorang harus bermain jika seseorang diajak untuk bermain. Ia tidak boleh menolak.
Mengetahui hal ini, pamanku telah memintaku untuk datang, ia tahu bahwa aku tidak akan mengacuhkannya walaupun sebenarnya aku bisa. Biarkanlah takdir berjalan. Aku akan menemani kalian ke kota yang kalian benci, Hastinapura".


Ditemani oleh Kunti dan Draupadi, dan juga oleh saudara-saudaranya, Yudhisthira pergi ke Hastinapura sesuai dengan perintah raja yang kejam dan nasib yang buruk yang telah menimpanya.


"Ditulis Ulang Oleh: Kamala Subramaniam"
LihatTutupKomentar